Saat ini indonesia sedang berada dalam arus globalisasi ,dimana terjadi peningkatan kegiatan ekonomi dunia yang lebih bebas sehingga pertukaran barang ,jasa,tenaga kerja dan komoditi ekonomi lainnya menjadi semakin intensif. Kondisi ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk membangun ekonomi yang lebih baik. Namun untuk dapat bersaing di pasar global,Indonesia harus memperkuat pasar regional, hal ini juga disadari oleh negara-negara ASEAN lainnya yang berada dalam satu kawasan maka dibentuklah komitment antar sesama anggota ASEAN untuk memperkuat perekonomian kawasan sehingga dapat bersaing di pasar global .ASEAN community merupakan suatu pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang,jasa,faktor produksi, investasi dan modal dengan memberlakukan penghapusan tarif pedagangan antar negara sesama anggota ASEAN.
Masyarakat Ekonomi ASEAN via : http://investvine.com/
Dengan konsep kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi kawasan sehingga dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi negara anggota ASEAN.Dengan diberlakukannya pembebasan tarif perdagangan ini maka akan terjadi persaingan produk-produk ,jasa,tenaga kerja terampil maupun komoditi ekonomi lainya. Komoditi dagang Indonesia yang umumnya berupa bahan mentah (resource base) akan kurang menguntungkan jika dijadikan komoditi ekspor langsung dikarenakan selain harga jual yang lebih rendah ,komoditi ekonomi berbasis alam (resource base) ini juga rentan terhadap perubahan harga. Agar komoditi Indonesia yang berbasis sumber daya ala ini dapat bersaing maka perlu dilakukan value added agar komoditi tersebut lebih kompetitif baik secara kualitas maupun secara ekonomi.
Indonesia juga harus dapat memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki,dengan komposisis penduduk Indonesia saat ini dimana sebagian besar didominasi oleh penduduk usia produktif. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015 jumlah pemuda (anak muda) Indonesia mencapai 62,4 juta orang atau sekitar 25 persen dari rata-rata populasi keseluruhan penduduk Indonesia . Puluhan juta pemuda ini adalah potensi besar yang menjadi tugas pemerintah untuk melakukan pemberdayaan terhadap bonus demografi yang dimiliki ini.
Pemuda sebagai agen perubahan (agent of change) yang bersifat dinamis dan cenderung lebih memiliki kepekaan terhadap lingkungan dapat memainkan peran pentingnya yakni dengan menggunakan ilmu yang dimiliki untuk menghasilkan ide-ide inovatif yang dapat meningkatkan kualitas komoditi perdagangan yang ada. Melalui ilmu yang dimiliki pemuda juga dapat berperan sebagai peneliti untuk dapat menghasilkan gagasan yang berguna bagi pembangunan dan dapat dimanfaatkan dalam sektor ekonomi ,untuk mencapai hal ini pemuda harus memperjuangkan pendidikan yang lebih baik tentu hal ini juga harus didukung oleh pemerintah melalui sistem pendidikan yang lebih baik. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa harus mulai mengubah cara pandang mereka akan tujuan dari menempuh pendidikan seperti yang kita ketahui tujuan seseorang punya pendidikan yang lebih baik agar dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan konsep semacam ini harus mulai diperbaiki .Yakni pemuda sebagai agen perubahan harus mulai berfikir untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan mengubah cara pandang dari seorang pencari kerja menjadi seorang pencipta lapangan pekerjaan .
Dalam perguruan tinggi telah mulai diajarkan pembelajaran tentang kewirausahaan melalui mata kuliah kewirausahaan dengan upaya ini diharapkan para mahasiswa mulai dapat merubah cara pandang mereka untuk dapat menjadi seorang wirausahawan atau enterprenuer . Idealnya agar perekonomian suatu negara menjadi kuat dan stabil ,negara tersebut harus memiliki minimal 2 persen dari jumlah penduduknya berprofesi sebagai seorang enterprenuer .Sedangkan Indonesia saat ini baru memiliki kurang lebih 400 ribu wirausahawan atau sekitar 0,18 persen dari total keseluruhan penduduk . Sehingga Indonesia membutuhkan 4 juta orang wirausahawan muda baru yang siap untuk membangun ekonomi Indonesia yang lebih kompetitif dalam menghadapi asean community yang telah di depan mata . Para wirausahawan muda baru ini diharapkan mampu untuk menunjukan kualitas produk-produk yang dimiliki untuk dapat bersaing dengan brand luar negeri yang akan menyerbu pasar Indonesia .
Seperti yang telah kita ketahui jumlah pemuda Indonesia yang berjumlah 25 persen dari total populasi merupakan potensi sekaligus beban negara jika negara tidak dapat memanfaatkan bonus demografi ini . Para pemuda ini merupakan tenaga kerja yang harus diberdayakan oleh negara sebagai modal pembangunan bukan hanya persiapan untuk menghadapai ASEAN community tetapi juga sebagai modal pembangunan jangka panjang. Tetapi dikarenakan ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dengan lapangan kerja yang tersedia maka pemerintah sejak masa orde baru telah mulai melakukan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri untuk dipekerjakan sebagai TKI . Upaya ini cukup membantu mengurangi jumlah pengangguran usia produktif yang dimiliki oleh negara.Tetapi dikarenakan tenaga kerja Indonesia yang dikirim umumnya adalah tenaga kerja yang minim skill (low skill) mereka hanya dapat bekerja di sektor-sektor informal sebagai tenaga buruh pabrik ataupun asisten rumah tangga .
Indonesia sudah terlalu sering mengalami permasalahan terkait tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri karena kurangnya kompetensi dan keterbatasan bahasa para tenaga kerja .sehingga mereka sering mengalami permasalahan mulai dari pemulangan tenaga kerja ,upah yang tidak dibayarkan ,penganiayaan,ancaman hukuman mati bahkan kasus pelecehan seksual yang mereka alami .Permasalahan-permasalahan ini belum termasuk para tenaga kerja yang keluar negeri secara ilegal yang bukannya mendapatkan pekerjaan yang layak tetapi hanya menjadi korban perdagangan manusia. Para TKI yang menyumbangkan remittance yang besar terhadap negara sehingga dijuluki sebagai pahlawan devisa ini harus menghadapi permasalahan-permasalahan diatas dikarenakan rendahnya kompentensi yang dimiliki dan sempitnya lapangan pekerjaan yang ada didalam negeri .
ASEAN community yang merupakan suatu pasar tunggal yang membebaskan biaya perdagangan bukan hanya komoditas ekonomi seperti barang ataupun sumber daya tetapi juga tenaga kerja terampil yang memiliki kompetensi dan sertifikasi kerja yang diakui pasar kerja internasional akan menyerbu pasar tenaga kerja Indonesia dengan bebasnya. Melihat kondisi tenaga kerja yang dimiliki Indonesia tentunya tenaga kerja kita akan kalah bersaing untuk dapat bekerja di negara-negara anggota ASEAN community bahkan mungkin untuk pasar tenaga kerja dalam negeri tenaga kerja kita akan kalah bersaing tentunya hal ini malah akan menjadi beban negara .
Untuk dapat mengatasi permasalahan ketenagakerjaan ini dan dapat memanfaatkan bonus demografi yang ada makan diperlukan sinergi antara semua pihak baik pemerintah sebagai pembuat kebijakan,para pelaku bisnis sendiri sebagai pelaku ekonomi dan para pemuda sebagai agen perubahan dan harapan bangsa.Pemerintah melalui kekuasaan yang dimiliki dapat membuat kebijakan dan regulasi untuk dapat membuat program-program peningkatan SDM melalui regulasi akan pendidikan yang lebih baik maupun membuat pelatihan keterampilan guna meningkatkan tenaga kerja yang dimiliki. Selain itu pemerintah juga harus membuat kebijkan agar pertumbuhan ekonomi lebih baik sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang ada .
Para pelaku usaha melalui kegiatan bisnisnya dapat mengembangkan produk-produk yang lebih bersaing baik secara kualitas maupun ekonomi.Dengan pendanaan yang dimiliki para pengusaha harus mulai melakukan pelatihan terhadap pemuda-pemuda agar dapat dihasilkan tenaga kerja yang terampil yang pada akhirnya akan menguntungkan perusahaan karena punya tenaga kerja yang terampi dan ikut membantu pemerintah mengurangi beban pengangguran . melalui pelatihan yang diadakan para wirausahawan ini diharapkan dapat muncul para wirausahawan baru yang akan menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.Para pemuda dengan ide dan ilmu yang dimiliki juga diharapkan untuk membuka usaha secara mandiri dan bukan hanya mengharapkan menjadi seorang pekerja .
Pemuda mempunyai peran sentral untuk menjadi pelaku ekonomi potensial baik menjadi tenaga kerja terampil yang dapat bersaing dengan para tenaga kerja asing maupun menjadi enterprenuer sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih luas.Pemuda juga dapat melakukan upaya sederhana dengan membantu para pengusaha lokal kita yakni dengan memilih produk buatan dalam negeri ,dengan jumlah penduduk yang besar pasar domestik kita sudah cukup untuk membantu para pengusaha dalam negeri mengembangkan usahanya .
Dalam menghadapi ASEAN community ini diperlukan peran semua pihak untuk dapat saling mendukung dalam berbagai aspek sehingga Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini untuk dapat menjadi negara yang lebih kompetitif baik secara ekonomi,sosial,politik maupun aspek lainya dan para generasi muda Indonesia memiliki semangat untuk mewujudkannya.
No comments:
Post a Comment