Klasifikasi
Sumberdaya Mineral
A. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral Dan Batubara
BAB VI - USAHA PERTAMBANGAN Pasal 34
(1) Usaha pertambangan dikelompokkan
atas:
a. pertambangan mineral,
dan
b. pertambangan
batubara.
(2)Pertambangan
mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digolongkan atas :
a. pertambangan mineral
radioaktif
b. pertambangan mineral
logam
c. pertambangan mineral
bukan logam, dan
d. pertambangan batuan.
(3). Ketentuan lebih lanjut mengenai
penetapan suatu komoditas tambang ke dalam
suatu golongan pertambangan mineral
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diatur dengan peraturan pemerintah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 2
1) Pelaksanaan
kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara
ditujukan untuk melaksanakan kebijakan dalam mengutamakan penggunaan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri.
ditujukan untuk melaksanakan kebijakan dalam mengutamakan penggunaan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri.
2) Pertambangan
mineral dan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan ke dalam
5 (lima) golongan komoditas tambang:
a . Mineral radioaktif
meliputi :
1. Radium
2. Thorium
3. Uranium
4. Monasit,
dan
5. Bahan
galian radioaktif lainnya
b. Mineral logam
meliputi :
01. Litium 02. Berilium 03.
Magnesium 04. Kalium
05. Kalsium 06. Emas 07.
Tembaga 08. Perak
09. Timbal 10. Seng 11.
Timah 12. Nikel
13. Mangaan 14. Platina 15.
Bismuth, 16. Molibdenum
17. Bauksit 18. Air raksa 19. Wolfram 20. Titanium
21. Barit 22. Vanadium 23. Kromit 24.
Antimoni
25. Kobalt 26. Tantalum 27. Cadmium 28. Galium
29. Indium 30. Yitrium 31.
Magnetit 32. Besi
33. Galena 34. Alumina 35. Niobium 36.
Zirkonium
37. Ilmenit 38. Khrom 39. Erbium 40.
Ytterbium
41. Dysprosium 42. Thorium 43. Cesium 44.
Lanthanum
45. Niobium 46. Neodymium 47. Hafnium 48. Scandium
49. Aluminium 50.
Palladium 51. Rhodium 52.
Osmium
53. Ruthenium 54. Iridium 55. Selenium 56. Telluride
57. Stronium 58. Germanium 59. Zenotin.
- Mineral
bukan logam meliputi :
01. Intan 02.
Korundum 03. Grafit 04. Pasir Kuarsa
05. Arsen 06.
Fluorspar 07. Kriolit 08. Yodium
09. Brom 10. Klor 11. Belerang 12. Fosfat
13. Halit 14. Asbes 15. Talk 16. Mika
17. Magnesit 18. Yarosit 19. Oker 20. Fluorit
21. Ball Clay 22. Fire Clay 23. Zeolit 24. Kaolin
25. Feldspar 26. Bentonit 27. Gipsum 28.
Dolomit
29. Kalsit 30. Rijang 31. Pirofilit 32. Kuarsit
33. Zirkon 34.
Wolastonit 35. Tawas 36. Batu Kuarsa
37. Perlit 38. Garam
Batu 39. Clay
40.Batu Gamping utuk Semen
- Batuan
meliputi :
01. Pumice 02. Tras 03. Toseki 04.Obsidian
05. Marmer 06. Perlit 07. Onik 08. Tanah diatome
09. Slate 10.
Granit 11. Granodiorit 12. Andesit
13. Gabro 14.
Peridotit 15. Basalt 16. Trakhit
17. Leusit 18. Tanah
liat 19. Tanah urug 20. Batu apung
21. Opal 22.
Kalsedon 23.Chert 24. Kristal
kuarsa
25. Jasper 26.
Krisoprase 27. Gamet 28. Kayu terkersikan
29. Giok 30. Agat 31. Diorit 32. Topas
33. Batu gunung quarry besar 34. Kerikil galian dari bukit
35. Kerikil sungai 36. Kerikil sungai ayak tanpa
pasir
37. Batu kali 38. Pasir urug
39. Pasir pasang 40. Kerikil
berpasir alami (sirtu)
41. Batu gamping 42. Urukan tanah setempat
43. Tanah merah (laterit) 44. Bahan timbunan pilihan
(tanah)
45. Tanah serap (fullers earth) 46. Pasir laut
47. Pasir yang tidak mengandung
unsur mineral logam atau unsur mineral bukan
logam
dalam jumlah yang berarti
ditinjau dari segi ekonomi pertambangan;
dan
e.
Batubara meliputi bitumen padat,
batuan aspal, batubara, dan gambut.
B.Klasifikasi
Sumberdaya Mineral dan Dasar
Hukum maka dilakukan Klassifikasi (Pembagian golongan) Sumberdaya Mineral,
yaitu :
- Sifat dan Karakteristik
- Kegunaan
- Keterdapatan
- Pertimbangan ekonomi / teknologi
- Kepentingan Nasional/negara
Bahan galian menurut Pemanfaatannya dikelompokkan
atas tiga golongan :
- Bahan
galian Logam / Bijih (Ore); merupakan bahan
galian yang bila diolah dengan teknologi tertentu akan dapat diambil dan
dimanfaatkan logamnya, seperti Timah, Besi, Tembaga, Nikel, Emas, Perak,
Seng, dll.
- Bahan
galian Energi; merupakan bahan galian yang
dimanfaatkan untuk energi, misalnya Batubara dan Minyak Bumi.
- Bahan
galian Industri; merupakan bahan galian yang
dimanfaatkan untuk industri, seperti Asbes, Aspal, Bentonit, Batugamping,
Dolomit, Diatomae, Gipsum, Halit, Talk, Kaolin, Zeolit, Tras.
Penggolongan
Bahan Galian Menurut UU No. 11 Tahun1967
Di
Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-Undang No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pertambangan. Dalam UU ini, bahan galian dibagi atas tiga golongan, yaitu
:
- Golongan bahan galian strategis (Golongan A),berarti strategis
untuk Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian Negara.
- Golongan bahan galian vital (Golongan B), berarti dapat menjamin
hajat hidup orang banyak.
- Golongan bahan galian yang tidak
termasuk dalam Golongan A atau B. berarti karena sifatnya tidak langsung
memerlukan pasaran yang bersifat internasional.
Penggolongan bahan galian menurut UU No 11/1967
didasari pada, yaitu :
- Nilai strategis/ekonomis bahan
galian terhadap Negara
- Terdapatnya sesuatu bahan galian
dalam alam (ganesa)
- Penggunaan bahan galian bagi
industri
- Pengaruhnya terhadap
kehidupan rakyat banyak
- Pemberian kesempatan pengembangan
pengusaha
- Penyebaran pembangunan di Daerah.
1. Golongan bahan galian yang strategis adalah, yaitu :
- Minyak Bumi, Bitumen Cair,
Lilin Bumi, Gas Alam
- Bitumen Padat, Aspal
- Antrasit, Batubara, Batubara Muda
- Uranium, Radium, Thorium Dan
Bahan-bahan Galian Radioaktip Lainnya
- Nikel, Kobalt
- Timah.
2. Golongan bahan galian yang vital adalah, yaitu :
- Besi, Mangan, Molibden, Khrom,
Wolfram, Vanadium, Titan
- Bauksit, Tembaga, Timbal, Seng
- Emas, Platina, Perak, Air Raksa,
Intan
- Arsin, Antimon, Bismut
- Yttrium, Rhutenium, Cerium Dan
Logam-logam Langka Lainnya
- Berillium, Korundum, Zirkon,
Kristal Kwarsa
- Kriolit, Fluorpar, Barit
- Yodium, Brom, Khlor, Belerang.
3. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A
atau B yaitu :
- Nitrat-nitrat, Pospat-pospat, Garam
Batu (Halite)
- Asbes, Talk, Mika, Grafit, Magnesit
- Yarosit, Leusit, Tawas (Alum), Oker
- Batu Permata, Batu Setengah Permata
- Pasir Kwarsa, Kaolin, Feldspar,
Gips, Bentonit
- Batu Apung, Tras, Obsidian, Perlit,
Tanah Diatome, Tanah Serap (Fullers Earth),
- Marmer, Batu Tulis
- Batu Kapur, Dolomit, Kalsit
- Granit, Andesit, Basal, Trakhit, Tanah Liat, dan Pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan A amupun golongan B dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.
KLASIFIKASI
MINERAL LOGAM
- Mineral
logam adalah,Bahan tambang yang berwujud bijih (dapat
menghantarkan listrik) atau mineral yang mengandung unsur logam.Atau,Mineral
yang dari padanya dapat diekstrak untuk dimanfaatkan unsur logamnya. Dalam
hal ini mineral logam yang dimaksudkan adalah yang diharapkan bernilai
ekonomi.Contoh,Bijih Besi, Nikel, Emas, Tembaga, Timah, Bijih Bauksit dll.Jenisnya, Logam Murni dan Logam Campuran.
- Mineral
non-logam adalah, kelompok
komoditas mineral yang tidak termasuk mineral logam, batubara maupun
mineral energi lainnya (tidak dapat menghantarkan listrik).Contoh,Batu
Kapur, Belerang, Pasir, Kaolin, Asbes, Mika, Tanah Liat, Intan dll.
LOGAM
MURNI DAN LOGAM CAMPURAN
- Logam
Murni adalah,Logam yang digunakan dalam kondisi
murni tanpa campuran. Contoh,Emas,Timah,Tembaga,Seng dan Aluminium.
Gunanya,Kaleng Minuman menggunakan Aluminium murni dan Kabel Listrik
menggunakan Tembaga murni.
- Logam Campuran
adalah
Logam yang penggunaannya dalam kondisi tidak murni atau dipakai dalam
kondisi dicampur.Contoh,Campuran Tembaga, Timah dan Seng pada pembuatan
kapal, biasanya bahan-bahan campuran ini lebih tahan menghadapi proses perubahan
atau korosi.
PERBEDAAN
MINERAL LOGAM DAN NON LOGAM
1.Mineral
logam
- Dapat menghantarkan listrik
- Memerlukan proses yang panjang
untuk mencari atau ditemukan,
- Pengusahaannnya membutuhkan modal
yang besar
- Memerlukan teknologi yang modern
atau cukup rumit
- Membutuhkan waktu yang lama untuk
eskplorasi
- Sangat cocok digunakan untuk
mendorong pertumbuhan investasi asing atau dalam negeri.
2.
Mineral non logam
- Tidak dapat menghantarkan listrik
- Mudah dicari atau ditemukan
- Pengusahaannnya tidak membutuhkan
modal yang besar
- Teknologinya tidak rumit
- Tidak membutuhkan waktu yang lama
untuk eskplorasi
- Sangat cocok digunakan untuk
mendorong perekonomian rakyat.
C.
KLASIFIKASI BAHAN GALIAN LOGAM
Mineral logam dapat dikelompokan dalam 4 (empat)
kelompok utama
1.
Kelompok Logam Dasar (Base Metal)
Yaitu,Logam
yang umum terdapat, secara kimia logam dasar
merupakan logam yang mudah teroksidasi, terkorosi, dan bereaksi dengan
HCl membentuk hidrogen. Logam ini biasa disebut logam aktif. Contoh,Tembaga
(Cu), Timbal/Timah Hitam (Pb), Timah (Sn), Seng (Zn), Air Raksa (Hg), Antimon
(Sb), Bismuth (B).
2.
Kelompok Logam Mulia
Yaitu,Logam
yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak dibutuhkan,Jenis logam ini disebut
logam mulia karena tahan terhadap korosi maupun oksidasi.Contoh Emas (Au), Perak (Ag) dan Platina (Pt).
3.
Kelompok Logam Jarang (Logam
Ringan)
Yaitu,Logam yang secara relatif
ditemukan dalam jumlah sedikit dan tersebar di bumi. Unsur-unsur logam ini, jarang
ditemukan terkonsentrasi dalam jumlah banyak.Contoh,Aluminium (Al), Magnesium
(Mg), Monasit, Titan (Ti), Lithium (Li), Yurium (Y), Zirconium (Zr), Logam
tanah jaramg (Free).
4.
Kelompok Mineral Logam Besi dan
Campuran Besi
Yaitu,Logam yang lazim digunakan dalam
industri besi dan campurannya,Contoh,Besi (Fe), Kobalt (Co), Kromit (Cr), Mangan
(Mn), Nikel (Ni), Wolfram (W), Molibdenun (Mo).
5. Logam radioaktif
BEBERAPA
CATATAN
- Dalam pengelompokan ini satu sama
lain selalu berkaitan, bisa dalam bentuk urat maupun dalam bentuk
sebaran dalam batuan
- Khusus untuk emas selain terkemas
dalam bentuk urat, biasanya dalam urat kuarsa, juga bisa terdapat sebagai
emas alluvial yang tersebar di bekas undak-undak sungai tua atau tersebar
di endapan pasir sungai yang masih aktif.
- Logam Dasar dan Logam Mulia yang
terbentuk dalam urat biasanya di Indonesia khususnya terjadi dalam
lingkungan batuan gunung api dan populer disebut Emas Epitermal. Sudah
barang tentu disebut demikian setelah memenuhi kriteria-kriteria
pembentukkannya.
- Logam Tanah Jarang (Rare Earth
Elements, unsur yang mempunyai Nomor Atom 57 s.d. 71), Indium (In),
Cadmium (Cd) dan lain-lain.
- Kegunaan unsur-unsur logam jarang
umumnya untuk teknologi tinggi seperti barang elektronik, katalis dalam
pengolahan minyak bumi, keramik tahan panas dan lain-lain.
KLASIFIKASI
BAHAN GALIAN LOGAM
1. Precious Metals (Logam Mulia)
- Emas
- Perak
- Platina
- Air Raksa.
2. Ferrous Metals (Logam Besi)
- Besi
- Nikel
- Mangaan
- Crom
- Wolfram
- Molibdenit.
3. Non Ferrous Metals (Logam bukan Besi)
- Timah
Putih
- Bauksit
- Tembaga
- Timah
Hitam
- Seng
- Bismut
- Antimon
- Titan.
Logam
adalah unsur yang jumlahnya paling banyak di bumi ini. Jenis-jenis logam
memiliki sifat dan kegunaanya masing-masing.Sampai saat ini, terdapat 65 logam
yang terbentuk secara alami di bumi, namun hanya sedikit yang bisa dimanfaatkan
dengan cara yang benar.Logam-logam yang dapat dimanfaatkan ini hanya mencapai
20 buah, baik yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari alloy (campuran
dari dua buah logam atau lebih dan zat lainnya).
Terdapat 5 jenis alloy yang paling sering kita
jumpai, yaitu :
- Kuningan
merupakan sebuah alloy yang terbuat dari tembaga dan seng. Pemanfaatanya sangat banyak terjadi di bumi
ini, yaitu untuk, barang-barang hiasan, sekrup, alat-alat musik, dan
paku-paku kecil.
- Kupro-nikel
merupakan
aloi yang terbuat dari tembaga dan
nikel yang digunakan untuk membuat uang logam berwarna perak.
- Perunggu merupakan
sebuah alloy dari tembaga dan
timah yang dikenal sejak jaman kuno. Alloy ini memilii sifat tahan
korosi dan mudah dibentuk. Dibanyak negara perunggu dimanfaatkan untuk
membuat uang logam yang bernilai rendah.
- Solder
merupakan suatu alloy dari timah
dan timbal yang memiliki titik lebur yang rendah dan digunakan
untuk menyambungkan kabel-kabel dalam barang-barang elektronik.
- Baja merupakan
salah satu alloy yang sangat sering kita dengar dan kita jumpai namanya.
Baja memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kenapa
demikian? Karena Baja merupakan alloy besi dan karbon yang merupakan satu dari sedikit bahan
terpenting dalam industri, seperti yang kita ketahui, bidang industri ini
mempengaruhi dunia secara global. Baja memiliki sifat tahan karat, dan
kegunaanya yang sangat penting adalah untuk bidang industri ruang angkasa.
D.
KLASIFIKASI MINERAL NON-LOGAM (BGI)
Mineral Non-logam atau sering disebut
Bahan Galian Industri (BGI),Adalah,Bahan galian tambang bukan bijih yang
digunakan sebagai bahan baku industri,Penggunaan dalam industri banyak ditentukan
oleh sifat fisika seperti warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya
serap, dan lain-lain.Contoh,Bahan bangunan atau bahan galian kontruksi tidak lain
adalah bahan galian industri yang belum disentuh rekayasa teknik. Oleh sebab
itu, dengan semakin majunya rekayasa teknik tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan
bertambah jenisnya.
Catatan,
- Mineral non–logam adalah kelompok
komoditas mineral yang tidak termasuk mineral logam, batubara maupun
mineral energi lainnya.
- Mineral non logam biasa disebut
juga sebagai bahan galian non logam atau bahan galian industri atau bahan
galian golongan C.
Ciri-ciri Bahan Galian Industri antara lain :
- Relatip mudah dicari
- Pengusahaannnyapun tidak
membutuhkan modal yang besar
- Tidak memerlukan keknologi yang
rumit
- Tidak memerlukan waktu yang lama
untuk eskplorasi
- Sangat cocok digunakan untuk
mendorong perekonomian rakyat.
Berbagai
klasifikasi bahan galian industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun
sampai saat ini masih terus didiskusikan. Umumnya, BGI dapat diklassifikasikan
berdasarkan, yaitu,
- Cara Pemanfaatan atau keterdapatan BGI (menurut
Noetsaller, 1988, "Profile of Industrial Minerals by End-uses
Classes“), BGI dapat dikategorikan ke dalam 4 kelompok.
- Cara terbentuknya atau
asosiasi dengan batuan tempat terdapatnya (mengacu pada Tushadi dkk, 1990,
dalam Sukandarumidi, 1999).BGI dapat dikategorikan ke dalam 6 kelompok.
- Pada Tujuan dan Kreteria Klasifikasi, disebut Klasifikasi Praktis.BGI
dapat dikategorikan ke dalam 4 kategori.
Klassifikasi BGI berdasarkan Cara Pemanfaatan BGI (menurut
Noetsaller, 1988, "Profile of Industrial Minerals by End-uses Classes“),
1. Bahan Galian Bangunan adalah,BGI yang
digunakan terutama sebagai bahan mentah dalam industri bahan bangunan atau
kontruksi dan ornamen.
Beberapa
komoditas bahan bangunan yang terdapat di Indonesia adalah :
- Andesit
- Basal
- Diorit
- Granit
- Marmer
- Obsidian
- Onik
- Batu apung
- Pasir
- Sirtu
- Batu
- Tras
2. Bahan Galian Mineral Industri,Adalah,BGI
yang digunakan terutama sebagai bahan mentah dalam industri pupuk, kertas,
plastik, cat, peternakan, pertanian, kosmetik, farmasi dan kimia.
Beberapa
komoditas bahan galian industri yang terdapat di Indonesia adalah :
- Bentonit
- Barit
- Bentonit
- Diatome
- Dolomit
- Gipsum
- Kalsit
- Mika
- Oker
- Yodium
- Magnesit
- Fosfat
- Belerang
- Batu gamping
- Talk, dan Zeolit
Beberapa
komoditas bahan galian industri yang terdapat di Indonesia adalah :
- Bentonit
- Barit
- Bentonit
- Diatome
- Dolomit
- Gipsum
- Kalsit
- Mika
- Oker
- Yodium
- Magnesit
- Fosfat
- Belerang
- Batu gamping
- Talk, dan Zeolit
3. Bahan Galian Mineral Keramik adalah
BGI yang memiliki sifat kramik dan dapat digunakan terutama sebagai bahan
mentah dalam industri kramik. Sifat
keramik
pada BGI sangat ditentukan oleh :
- Struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya.
- Secara umum, strukturnya sangat rumit dengan sedikit
elektron-elektron bebas. Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat
sebagian besar bahan keramik merupakan konduktor panas
dan listrik yang
jelek.
- Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku.
- Sifat keramik, secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik
dibanding kekuatan tariknya.
Beberapa
komoditas bahan galian industri yang terdapat di Indonesia adalah :
- Pasir kuarsa
- Bond clay
- Felspar
- Perlif
- Kaolin
- Kuarsit
- Lempung
- Magnesit
- Pirofilit
- Toseki dan Trakhit
4. Bahan Galian Batu Permata (Batu Hias atau batu
Mulia) adalah
BGI yang dapat digunakan terutama dalam industri perhiasan dan kerajinan
Beberapa
komoditas bahan galian batu permata yang terdapat di Indonesia adalah :
- Andalusit
- Amethyst
- Intan
- Kalsedon
- Opal
- Rijang
- Serpentin
- Safir
- Gabro
- Grano Diaorit,
- Jasper
- Granit
- Batu Sabak
Klassifikasi BGI berdasarkan Cara terbentuknya
atau asosiasi dengan batuan tempat terdapatnya (mengacu pada Tushadi dkk, 1990 dalam Sukandarumidi, 1999). Kelompok I,
BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen, dibagi menjadi :
1. BGI yang berkaitan dengan Batu Gamping, contohnya :
- Batu gamping
- Dolomit
- Kalsit
- Marmer
- Oniks
- Posfat
- Rijang
- Gipsum.
2. BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen lainnya
contohnya :
- Bentonit
- Ballclay dan bondclay
- Fireclay
- Zeolit
- Diatomea
- Yodium
- Mangan
- Felspar
Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung
api, contohmya :
- Obsidian
- Perlit
- Pumice
- Tras
- Belerang
- Trakhit
- Kayu
terkersikkan
- Opal
- Kalsedon
- Andesit
dan Basalt
- Paris
gunung api
- Breksi
pumice
Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi
plutonik batuan asam & ultra basa, contohnya
- Granit dan granodiorit
- Gabro dan peridotit
- Alkali felspar
- Mika
- Asbes
Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan
endapan residu & endapan letakan, contohnya :
- Lempung
- Pasir kuarsa,
- Intan
- Kaolin
- Korundum
- Kelompok kalsedon
- Kuarsa kristal
- Sirtu
Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses perubahan
hidrotermal, contohnya :
- Barit
- Gipsum
- Kaolin
- Talk
- Magnesit
- Pirofilit
- Toseki
- Oker
- Tawas
Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan
metamorf contohnya :
- Kalsit
- Marmer
- Batu sabak
- Kuarsit
- Grafit
- Mika
- Wolastonit
Klassifikasi
Praktis
Karakteristik BGI yang beragam menjadi kendala utama
untuk pengembangannya agar dapat dimanfaatkan secara universal dan untuk
pengklasifikasiannya secara konsisten. Karena itu, berbagai klasifikasi praktis
telah digunakan yang tergantung pada tujuan dan kriteria klasifikasi. Klasifikasi
praktis ini berbasiskan :
- Ekonomi
- Genetik
- Geologi-ekonomi
- Penggunaan akhir (end-use)
1. Klasifikasi BGI Berbasis
Ekonomi
- Klasifikasi ini dikembangkan berdasarkan pada unit value/harga, dan
volume prosuksi (bulk).
- Pada klasifikasi ini tidak diberikan kriteria kuantitatif, tetapi
sebagai bahan perbandiangan untuk komoditi BGI harga rendah ditentukan
berdasarkan nilai jual, yaitu harga rendah dibawah US$ 5/ton dan harga
tinggi diatas US$ 50/ton (tahun dasar 1983).
- Sedangkan untuk komoditi BGI volume besar tidak ada ukuran kuantitatif. Komoditi volume besar (bulk) termasuk raw material untuk bahan semen seperti limestone, shale, dan clay, untuk bahan batu bata dan konstruksi seperti sand, gravel, dan crushed stone.
Klasifikasi BGI Berbasis Ekonomi
SUBGRUP KOMODITI
|
TIPE KOMODITI
|
Komoditi-komoditi BGI harga rendah, volume besar
|
Terutama material-material kkonstruksi,
sand, gravel, crushed
stone
|
Komoditi-komoditi BGI harga sedang-tinggi, volume
besar
|
Mineral-mineral bahan pupuk dan kimia, salt, sulfur, potash
|
Komoditi-komoditi BGI harga tinggi, volume kecil
|
Process minerals, feldspar, fluorspar, talac, baryte
|
2. Klasifikasi BGI Berbasis
Genetik
- Klasifikasi ini untuk tujuan investigasi geostatistik dan
inventarisasi sumberdaya geologi,
- klasifikasi ini tidak ada kaitannya dengan aspek ekonomi.
Klasifikasi BGI Berbasis Genetik
Kelas Genetik
|
Bahan Galian Industri
|
Batuan Beku (Igneous rock)
|
|
Batuan Sedimen
|
|
Ubahan (Surficially altered)
|
Vermiculite, manganese minerals, bauxite, oksida
besi, tripoli, novaculite, zeolite
|
Batuan Metamorfik
|
Marble, slate, asbestos, talc, magnesite, graphite,
korundum, emery, garnet, wollastonite, sillimanite minerals, pyrophyllite
|
3. Klasifikasi BGI Berbasis
Geologi-Ekonomi
Tujuan klasifikasi ini adalah untuk studi geologi dan pertimbangan
ekonomi pendahuluan.
Klasifikasi BGI Berbasis Geologi-Ekonomi
Aspek
|
Grup 1
|
Grup 2
|
Bulk (vol. produksi)
Unit value/harga
Place value
Impor & ekspor
Distribusi
Geologi
Pengolahan
|
Besar
Rendah/murah
Tinggi/mahal
Sedikit
Tersebar luas
Simpel
Simpel
|
Kecil
Tinggi/mahal
Rendah/murah
Banyak
Terbatas
Kompleks
Kompleks
|
Genetik
|
Grup 1 (Industrial Rocks)
|
Grup 2 (Industrial
Minerals)
|
Batuan Beku
|
Granit, basalt, diabase, pumice, perlite
|
Nepheline syenite, feldspar, mica, lithium,
minerals, beryl, quartz crystal, fluorspar, barite, magnesite
|
Batuan Metamorfik
|
Slate, marble
|
Graphite, asbestose, talc, vermiculite
|
Batuan Sedimen
|
Sand, gravel, sandstone, clay, limestone, dolomite,
phosphate rock, gypsum, salt
|
Diamond, diatomite, potash minerals, sodium
minerals, borates, nitrates, sulfur
|
3. Klasifikasi BGI Berbasis
Kegunaan Akhir (End-Use)
- Beragam sifat dan multiguna merupakan karakteristik kunci BGI yang
menjadi fakta penting untuk pengembangan industri dan material kemakmuran.
- Karakteristik ini juga memberikan persyaratan-persyaratan tertentu
dalam pemasaran produk-produk BGI.
Secara umum kegunaan akhir BGI sebagai berikut:
- Abrasive/ampelas
- Material keramik (ceramic raw materials)
- Industri kimia
- Material konstruksi : aggregate (crushed stone, sand dan gravel),
semen, dimension stone, material isolasi, (dari panas dan suara), dan
bahan atap.
- Elektronik dan optik
- Pupuk
- Filler, filter, dan absorbent
- Fluks
- Pengecoran logam
- Material permata
- Material gelas
- Bahan pewarna (mineral pigment)
- Refractory
- Lumpur pemboran
No comments:
Post a Comment