Pengertian Ekosistem
Di
dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal balik
dengan lingkungannya .Interaksi timbal balik ini membentuk suatu sistem yang
kemudian kita kenal sebagai sistem ekologi atau ekosistem .Ekosistem merupakan
suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup
dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan biotik
(makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk hidup). Sebagai suatu sistem, di
dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses interaksi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya, antara lain dapat berupa adanya aliran energi, rantai
makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan, dan pengendalian.
Ekosistem
juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang melibatkan
unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim, air,
dan tanah) serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling berinteraksi satu
sama lainnya . Gatra yang dapat digunakan sebagai ciri keseutuhan ekosistem
adalah energetika (taraf trofi atau makanan, produsen, konsumen, dan redusen),
pendauran hara (peran pelaksana taraf trofi), dan produktivitas (hasil
keseluruhan sistem). Jika dilihat komponen biotanya, jenis yang dapat hidup
dalam ekosistem ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal
dalam ekosistem tersebut. Selain itu keberadaannya ditentukan juga oleh
keseluruhan jenis dan faktor-faktor fisik serta kimia yang menyusun ekosistem
tersebut.
Berbagai
konsep ekosistem pada dasarnya sudah mulai dirintis oleh beberapa pakar ekologi.
Pada tahun 1877, Karl Mobius (Jerman) menggunakan istilah biocoenosis. Kemudian
pada tahun 1887, S.A.Forbes (Amerika) menggunakan istilah mikrokosmos. Di Rusia
pada mulanya lebih banyak digunakan istilah biocoenosis, ataupun geobiocoenosis.
Istilah ekosistem mula-mula diperkenalkan oleh seorang pakar ekologi dari
Inggris, A.G.Tansley, pada tahun 1935. Pada akhirnya istilah ekosistem lebih
banyak digunakan dan dapat diterima secara luas sampai sekarang.
Struktur
Ekosistem
Bila
kita memasuki suatu ekosistem, baik ekosistem daratan maupun perairan, akan
dijumpai adanya dua macam organisme hidup yang merupakan komponen biotik
ekosistem. Kedua macam komponen biotik tersebut adalah (a) autotrofik dan (b)
heterotrofik. Autotrofik, terdiri atas organisme yang mampu menghasilkan
(energi) makanan dari bahan-bahan anorganik dengan proses fotosintesis ataupun
kemosintesis. Organisme ini tergolong mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.
Organisme ini sering disebut produsen. Heterotrofik, terdiri atas organisme
yang menggunakan, mengubah atau memecah bahan organik kompleks yang telah ada
yang dihasilkan oleh komponen autotrofik. Organisme ini termasuk golongan
konsumen, baik makrokonsumen maupun mikrokonsumen. Secara struktural ekosistem
mempunyai enam komponen sebagai berikut:
- Bahan anorganik yang meliputi C, N,
CO2 , H2O, dan lain-lain. Bahanbahan ini akan
mengalami daur ulang
- Bahan organik yang meliputi
karbohidrat, lemak, protein, bahan humus, dan lain-lain. Bahan-bahan
organik ini merupakan penghubung antara komponen biotik dan abiotik
- Kondisi iklim yang meliputi
faktor-faktor iklim, misalnya angin, curah hujan, dan suhu
- Produsen adalah organisme-organisme
autotrof, terutama tumbuhan berhijau daun (berklorofil).
Organisme-organisme ini mampu hidup hanya dengan bahan anorganik, karena
mampu menghasilkan energi makanan sendiri, misalnya dengan fotosistesis.
Selain tumbuhan berklorofil, juga ada bakteri kemosintetik yang mampu
menghasilkan energi kimia melalui reaksi kimia. Tetapi peranan bakteri
kemosintetik ini tidak begitu besar jika dibandingkan dengan tumbuhan
fotosintetik
- Makrokonsumen adalah organisme
heterotrof, terutama hewan-hewan seperti kambing, ular, serangga, dan
udang. Organisme ini hidupnya tergantung pada organisme lain, dan hidup
dengan memakan materi organik
- Mikrokonsumen adalah
organisme-organisme heterotrof, saprotrof, dan osmotrof, terutama bakteri
dan fungi. Mereka inilah yang memecah materi organik yang berupa sampah
dan bangkai, menguraikannya sehingga terurai menjadi unsur-unsurnya (bahan
anorganik). Kelompok ini juga disebut sebagai organisme pengurai atau
dekompose
Komponen-komponen
1, 2, dan 3, merupakan komponen abiotik/nonbiotik, atau komponen yang tidak hidup.
Komponen-komponen 4, 5, 6, merupakan komponen yang hidup atau komponen biotik. Secara
fungsional ekosistem dapat dipelajari menurut enam proses yang berlangsung di
dalamnya yaitu:
- Lintasan atau aliran energi
- Rantai makanan
- Pola keragaman berdasar waktu dan
ruang
- Daur ulang (siklus) biogeokimiawi
- Perkembangan dan evolusi
- Pengendalian atau sibernetika
Konsep
ekosistem merupakan konsep yang luas, yang merupakan konsep dasar dalam ekologi.
Konsep ini menekankan pada hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antara
organisme hidup dengan lingkungannya yang tidak hidup. Setiap ekosistem di
dunia ini mempunyai struktur umum yang sama, yaitu adanya enam komponen seperti
tersebut di atas, dan adanya interaksi antar komponen-komponen tersebut.
Jadi
baik itu ekosistem alami (daratan, perairan) maupun ekosistem buatan
(pertanian, perkebunan), semuanya mempunyai kesamaan. Sering terjadi bahwa
proses autotrofik dan heterotrofik, serta organisme yang bertanggung jawab atas
berbagai proses tersebut terpisah (secara tidak sempurna), baik menurut ruang
maupun waktu. Sebagai contoh dapat disebutkan bahwa di hutan, proses
autotrofik, yaitu fotosintesis, lebih banyak terjadi di bagian kanopi;
sedangkan proses heterotrofik lebih banyak terjadi di permukaan lantai hutan
(hal ini terpisah berdasar ruang). Proses autotrofik juga terjadi pada waktu
siang hari, dan proses heterotrofik dapat terjadi baik di siang hari maupun
malam hari (terpisah berdasar waktu). Adanya pemisahan tersebut juga dapat
dilihat pada ekosistem perairan. Pada ekosistem perairan, lapisan permukaan
yang dapat ditembus oleh sinar matahari merupakan lapisan autotrofik. Dalam
lapisan ini proses autotrofik adalah dominan. Lapisan perairan di bawahnya yang
tak tertembus sinar matahari merupakan lapisan heterotrofik. Di dalam lapisan
ini berlangsung proses heterotrofik. Dengan adanya pemisahan berdasarkan ruang
dan waktu tersebut, lintasan energi juga dibedakan menjadi dua yaitu:
- Lintasan merumput (grazing
circuit), meliputi proses yang melalui konsumsi langsung terhadap
tumbuhan hidup atau bagian tumbuhan hidup, ataupun organisme hidup yang
lain
- Lintasan detritus organik (organic
detritus circuit), meliputi akumulasi dan penguraian sampah serta
bangkai
Pada
umumnya komponen abiotik merupakan pengendali organisme dalam melaksanakan
peranannya di dalam ekosistem. Bahan-bahan anorganik sangat
diperlukan oleh produsen untuk hidupnya. Bahan-bahan ini juga merupakan
penyusun dari tubuh organisme, demikian juga bahan organik. Bahan organik
sangat diperlukan oleh konsumen (makro maupun mikrokonsumen) sebagai sumber
makanan. Produsen dengan proses fotosintesis adalah merupakan komponen
penghasil energi kimia atau makanan. Merekalah yang menghasilkan energi makanan
yang nantinya juga digunakan oleh konsumen. Kemudian komponen mikrokonsumen
atau pengurai bertanggung jawab untuk mengembalikan berbagai unsur kimia ke
alam (tanah), sehingga nantinya dapat digunakan oleh produsen dan keberadaan
ekosistem akan terjamin.
Bilamana
peran setiap komponen tersebut tidak dapat berjalan, kelangsungan ekosistem
akan terancam. Demikian pula apabila peran tersebut berjalan pada kecepatan
yang tidak semestinya, misalnya tersendat-sendat, keseimbangan di dalam
ekosistem akan mudah terganggu. Jelaslah bagaimana masing-masing komponen tersebut
berperan di dalam suatu ekosistem, dan bagaimana keterkaitan komponen yang satu
dengan yang lain
Model
Perpindahan Energi dan Materi dalam
Ekosistem
Siklus Energi dan Materi |
Jaring-Jaring Ekosistem |
Tingkatan-Tingkatan Dalam Ratai Makanan |
Tipe
Ekosistem
Dalam
mengenal berbagai tipe ekosistem, pada umumnya digunakan ciri komunitas yang paling
menonjol.
Untuk
ekosistem daratan biasanya digunakan komunitas tumbuhan atau vegetasinya,
karena wujud vegetasi merupakan pencerminan penampakan luar interaksi antara
tumbuhan, hewan, dan lingkungannya. Pada
dasarnya di Indonesia terdapat empat kelompok ekosistem utama, yaitu (1)
ekosistem bahari, (2) ekosistem darat alami, (3) ekosistem suksesi, dan (4)
ekosistem buatan.
Ekosistem
Bahari
Kelompok
Ekosistem Bahari Ekosistem bahari dapat dikelompokkan lagi ke dalam ekosistem
yang lebih kecil lagi yaitu:
- Ekosistem laut dalam
- Pantai pasir dangkal
- Terumbu karang
- Pantai batu, dan
- Pantai lumpur
Dalam
setiap ekosistem pada ekosistem bahari ada perbedaan dalam komponen
penyusunnya, baik biotik maupun abiotik.
Berbagai Jenis Ekosistem
Gambaran Ekosistem Air Tawar
Ekosistem Air Tawar via ilmulingkungan |
Gambaran Ekosistem Air Laut
Ekosistem Air Laut via ilmulingkungan |
Gambaran Ekosistem Muara
Ekosistem Muara atau Estuari via safrinariris |
Gambaran Ekosistem Muara Tanjung Api-api
Ekosistem Air Payau di Tanjung Api-Api di Sumatera Selatan |
Gambaran Ekosistem Pantai
Ekosistem Pantai via ebiologi |
Gambaran Ekosistem Sungai
Ekosistem Sungai via ebiologi |
Gambaran Ekosistem Rawa PT. Bukit Asam
Ekosistem Rawa PT. Bukit Asam |
Gambaran Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem Terumbu Karang via nationalgeographic |
Gambaran Ekosistem Laut Dalam
Ekosstem Laut Dalam via eduprisma |
Gambaran Ekosistem Lamun
Ekosistem Lamun via gurugeografi |
Ekosistem
Darat Alami
Ekosistem
darat alami di Indonesia terdapat tiga bentuk vegetasi utama, yaitu:
- Vegetasi pamah (lowland
vegetation)
- Vegetasi pegunungan
- Vegetasi monsun
Vegetasi
pamah merupakan bagian terbesar hutan dan mencakup kawasan yang paling luas di
Indonesia, terletak pada ketinggian 0-1000 meter. Vegetasi pamah terdiri dari
vegetasi rawa dan vegetasi darat. Vegetasi rawa terdapat di tempat yang selalu
tergenang air dan membentuk urutan yang menerus dari air terbuka sampai hutan
campuran. Di Indonesia terdapat beberapa bentuk vegetasi rawa bergantung pada
kedalaman, salinitas dan kualitas air, serta kondisi drainase dan banjir.
Beberapa
contoh vegetasi pamah adalah hutan bakau, hutan rawa air tawar, hutan tepi
sungai, hutan rawa gambut, dan komunitas danau.Vegetasi pegunungan sangat
beraneka ragam dan sering menunjukkan pemintakatan yang jelas, sesuai dengan
pemintakatan flora yang berlaku untuk semua kawasan tropik.Vegetasi pegunungan
dapat diklasifikasi menjadi hutan pegunungan, padang rumput, vegetasi terbuka
pada lereng berbatu, vegetasi rawa gambut dan danau, serta vegetasi alpin.Vegetasi
monsun terdapat di daerah yang beriklim kering musiman dengan Q > 33,3 % dan
evapotranspirasi melebihi curah hujan yang umumnya kurang dari 1500 mm/tahun. Jumlah
hari hujan selama empat bulan terkering berturut-turut kurang dari 20. Musim
kemarau pendek sampai kemarau panjang terjadi pada pertengahan tahun. Beberapa
contoh di antaranya adalah hutan monsun, savana, dan padang rumput.
Berbagai Jenis Ekosistem Darat
Gambaran Ekosistem Hutan Hujan Tropis
Ekosistem Hutan Hujan Tropis via sahabatnesia |
Gambaran Ekosistem Sabana
Ekosistem Sabana via ilmugeografi |
Gambaran Ekosistem Padang Rumput
Ekosistem Padang Rumput via ebiologi |
Gambaran
Ekosistem Gurun
Ekosistem Gurun via ebiologi |
Gambaran Ekosistem Hutan Gugur
Ekosistem Hutan Gugur via ebiologi |
Gambaran Ekosistem Taiga
Ekosistem Taiga Alaska via artikelbermutu |
Gambaran Ekosistem Tundra
Ekosistem Tudra via sridianti |
Gambaran Ekosistem Karst
Ekosistem Karst via karst |
Beberapa Jenis Ekosistem Buatan
Gambaran Ekosistem Bendungan
Ekosistem Bendungan via jatikom |
Gambaran Ekosistem Sawah Tadah Hujan
Ekosistem Sawah Tadah Hujan via yulacilestari |
Gambaran Ekosistem Perkebunan
Ekosistem Perkebunan via ebiologi |
Gambaran Ekosistem Permukiman
Ekosistem Permukiman via voa-islam |
Gambaran Ekosistem Perkotaan
Ekosistem Perkotaan via jatikom |
Gambaran Ekosistem Perdesaan
Ekosistem Perdesaan via ebiologi |
Ekosistem
Suksesi
Ekosistem suksesi adalah ekosistem yang berkembang
setelah terjadi perusakan terhadap ekosistem alami yang terjadi karena
peristiwa alami maupun karena kegiatan manusia atau bila ekosistem buatan tidak
dirawat lagi dan dibiarkan berkembang sendiri menurut kondisi alam setempat.Ekosistem ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
- Ekosistem
suksesi primer
- Ekosistem
suksesi sekunder
Ekosistem suksesi primer berkembang pada substrat
baru seperti permukaan tanah terbuka yang ditinggalkan, tanah longsor atau
pemapasan tanah untuk penambangan dan pembuatan jalan, timbunan abu atau lahar
yang dimuntahkan letusan gunung berapi, timbunan tanah bekas galian, endapan
pasir pantai dan endapan lumpur di tepi danau dan tepi sungai atau muara.
Ekosistem suksesi sekunder berkembang setelah
ekosistem alami rusak total tetapi tidak terbentuk substrat baru yang
diakibatkan khususnya oleh kegiatan manusia, seperti penebangan hutan
habis-habisan dan pembakaran. Ekosistem ini juga dapat berkembang dari ekosistem buatan yang
ditinggalkan yang kemudian berkembang secara alami seperti yang terjadi pada
perladangan berpindah atau sistem rotasi yang meninggalkan lahan garapan untuk
diberakan setelah dua atau tiga kali panen
Ekosistem
Buatan
Di
samping ekosistem alam ada ekosistem buatan manusia, seperti danau, hutan
tanaman, dan agroekosistem (sawah tadah hujan, sawah irigasi, sawah surjan,
sawah rawa, sawah pasang surut, kebun pekarangan, kolam, dan lain-lain). Sebagai
gambaran dari ekosistem buatan akan diuraikan mengenai ekosistem kolam dan
ekosistem padang rumput.
Contoh
Ekosistem Kolam
Kolam
merupakan salah satu contoh ekosistem yang sederhana, sehingga mudah dipelajari
dan sangat sesuai untuk diperkenalkan kepada pemula. Meskipun sederhana dan
mudah dipelajari, kolam merupakan ekosistem yang sempurna, lengkap dengan ke
enam komponen serta prosesprosesnya. Dalam suatu kolam dapat kita amati
komponen-komponen sebagai berikut:
- Komponen abiotik meliputi materi
anorganik dan organik yang terlarut dalam air yaitu CO2 , O2
, Ca, N, garam-garam fosfat, asam amino, materi humus, dan lain-lain.
Sebagian kecil unsur hara yang vital terdapat dalam bentuk terlarut,
sehingga dapat segera digunakan oleh organisme. Tetapi sebagian besar
unsur tersebut terdapat mengendap di dalam sedimen di dasar kolam. Laju
pembebasan unsur hara dari bentuk padat ke bentuk terlarut, masuknya
cahaya ke dalam kolam, fluktuasi suhu, dan kisaran iklim merupakan proses
yang penting, yang mengatur kecepatan fungsi atau metabolisme ekosistem
kolam.
- Produsen di dalam kolam meliputi Tumbuhan berakar atau mengapung (biasanya hanya pada kolam dangkal atau pada bagian yang dangkal).Fitoplankton (biasanya algae), merupakan produsen utama di perairan. Adanya fitoplankton inilah yang menyebabkan air kolam berwarna kehijauan. Makro konsumen Makro konsumen terdiri dari beberapa jenis hewan, misalnya larva serangga, crustacea (udang-udangan), dan ikan. Konsumen primer memakan langsung tumbuhan hidup, ada dua macam yaitu zooplankton (memakan fitoplankton) dan bentos (hewan yang hidup di dasar perairan). Konsumen sekunder, misalnya serangga dan ikan, memakan konsumen primer. Di samping itu ada konsumen yang memakan detritus (sampah) .Saprotrof atau organisme pengurai (mikro konsumen) Saprotrof terdiri dari bakteri akuatik, flagelata, dan fungi. Mereka terutama terdapat di permukaan sedimen di dasar kolam
Gambar
Ekosistem Kolam
Ekosistem Kolam |
Ekosistem
Padang Rumput
Kolam
merupakan contoh ekosistem perairan, maka padang rumput merupakan suatu contoh
ekosistem daratan. Salah satu perbedaan yang mencolok antara ekosistem perairan
dengan daratan adalah pada produsen. Di perairan, produsen utamanya adalah
fitoplankton yang berukuran mikroskopik. Produsen di perairan adalah tumbuhan
air, yang tubuhnya kecil, lemah tanpa jaringan penguat, sehingga biomassanya
kecil. Di daratan dijumpai produsen dengan tubuh yang besar, bahkan berupa
pohon yang besar dengan jaringan penguat yang kokoh, sehingga biomassanya besar.
Pada ekosistem padang rumput dijumpai komponen-komponen ekosistem sebagai
berikut:
- Produsen Pada ekosistem padang
rumput dapat dijumpai adanya produsen seperti rumput herba, yang semuanya
tumbuhan berakar
- Makro konsumen Makro konsumen yang
ada pada ekosistem padang rumput antara lain serangga, labah-labah,
cacing, burung, dan mamalia. Konsumen primer (herbivora) dapat berupa
serangga dan mamalia. Konsumen sekunder berupa laba-laba, dan ular.
Cacing, artropoda tanah, dan siput darat merupakan pemakan sampah atau
sisa-sisa organik
- Mikro konsumen Mikro konsumen pada
ekosistem padang rumput terutama bakteri dan fungi
- Komponen abiotik Komponen abiotik
yang ada pada ekosistem padang rumput, misalnya air, udara, tanah dengan
kandungan hara serta materi organik
Perbandingan Kerapatan (ind./m2) dan
Biomassa (gr. berat kering/m2) Komponen Biotik pada Ekosistem
Perairan dan Daratan (Produktivitas sedang) (Odum, 1971)
1
$
: Untuk perairan, termasuk hewan ukuran sekecil ostracoda. Untuk daratan,
termasuk hewan ukuran sekecil nematoda kecil dan Acarina tanah
*
: Termasuk burung kecil dan mamalia kecil (rodentia)
**
: Termasuk 2-3 ekor sapi per hektar
@
: Biomassa didasarkan perkiraan 1013 = 1 gram berat kering
Ekosistem
Padang Rumput
Ekosistem
padang rumput dijumpai komponen-komponen ekosistem sebagai berikut :
1. Produsen pada ekosistem padang rumput
dapat dijumpai adanya produsen seperti rumput herba, yang semuanya tumbuhan
berakar
2. Makro konsumen yang ada pada ekosistem
padang rumput antara lain serangga, labah-labah, cacing, burung, dan mamalia.
Konsumen primer (herbivora) dapat berupa serangga dan mamalia. Konsumen
sekunder berupa laba-laba, dan ular. Cacing, artropoda tanah, dan siput darat
merupakan pemakan sampah atau sisa-sisa organik
3.
Mikro konsumen pada ekosistem padang
rumput terutama bakteri dan fungi
4. Komponen abiotik yang ada pada ekosistem
padang rumput, misalnya air, udara, tanah dengan kandungan hara serta materi
organik
Ekosistem
Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah
aliran sungai (DAS) dianggap sebagai suatu ekosistem dengan batas-batas alam.
Suatu
DAS dibatasi oleh DAS yang lain oleh punggung-punggung gunung. Batas tersebut
itu dapat dengan mudah dilihat. Semua air pada lereng
sebelah pada punggung gunung akan mempengaruhi sungai yang pertama, sedangkan
aktivitasnya pada lereng sebelah akan mempengaruhi sungai yang kedua. Kedua DAS
tersebut akan dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang ada di sekitarnya .Ekosistem DAS yang satu akan
mempengaruhi DAS yang lain di sekitarnya.Ekosistem buatan manusia
dengan batasan wilayah ekonomi dan wilayah administratif menjadikan ekosistem
DAS menjadi terpecah dengan luasan yang lebih sempit.
Ekosistem
DAS seharusnya dibatasi oleh batas ekologis dan bukan batas wilayah
administratif, sehingga
pengelolaannya harus secara terpadu.
Pengelolaan DAS Ciliwung
tidak menyeluruh dan terpadu
oleh komponen yang terlibat menjadikan kerusakan lingkungan yang diakibatkan
oleh banjir di bagian hilir. Kerusakan-kerusakan yang terjadi di daerah hulu akan
dirasakan dampaknya di daerah hilir. Sungai, waduk, ataupun danau merupakan suatu ekosistem
tersendiri, tetapi metabolismenya (proses-proses yang berlangsung di dalamnya)
serta kestabilannya dalam jangka panjang sangat dipengaruhi oleh masukan energi
cahaya matahari serta masukan materi dari daerah sekelilingnya. Daerah
sekeliling inilah disebut sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS).
Laju masukan air maupun
materi dari DAS akan menentukan proses metabolisme dalam waduk atau danau, dan
bahkan menentukan umur ekosistem tersebut. Masukan bahan-bahan organik atau limbah dengan laju
atau kuantitas yang besar tentunya akan mengganggu stabilitas ekosistem
tersebut.
Masukan materi yang lain
misalnya partikel tanah yang akan menyebabkan sedimentasi dengan cepat, yang
pada gilirannya pendangkalan yang terjadi.
Konsep ekosistem menempati
kedudukan yang sentral dalam ekologi. Ekosistem terdiri atas komponen-komponen yang saling berinteraksi merupakan suatu
kesatuan.
Sifat ekosistem merupakan
satu kesatuan,
maka setiap unsur alam seperti danau, hutan, atau sebuah bukit, maupun unsur buatan manusia misalnya sawah atau kolam
dalam DAS termasuk dalam ekosistem DAS. Setiap aktivitas di daerah itu harus direncanakan dan
harus mempertimbangkan unsur-unsur dalam ekosistem itu, karena aktivitas
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh unsur-unsur yang ada dalam ekosistem tersebut.
Aktivitas manusia banyak
mempengaruhi ekosistem DAS dan pada saat ini mempunyai dampak negatif terhadap
ekosistem DAS. Contoh
sebuah bendungan yang dibangun dengan tujuan utama untuk mengendalikan banjir
dan dipergunakan pula untuk membangkitkan tenaga listrik, mengatur pengairan,
pengembangan perikanan, dan pariwisata.
Air sungai yang dibendung
tergantung dalam waduk. Ke dalam waduk ini mengalir bersama air sungai
bermacam zat pupuk yang tercuci dari sawah dan kebun sayur, pestisida, limbah
pabrik, kotoran kota dan desa, dan lumpur. Masukan materi-materi tersebut menyebabkan pengayaan
ekosistem dan materi-materi tersebut diperlukan untuk proses metabolism.
Kejadian-kejadian tersebut akan menyebabkan penyuburan waduk.
Air waduk yang subur kaya
akan hara akan memacu pertumbuhan plankton. Karena bertambahnya plankton yang menjadi makanan
ikan, jumlah ikan akan bertambah sehingga hasil ikan meningkat.
Namun lama kelamaan terjadi
penyuburan air berlebihan sehingga plankton mengalami pertumbuhan yang eksplosif.
Pertumbuhan eksplosi akan
berdampak pada kematian massal dari plankton tersebut dan kemudian akan
menyebabkan terjadinya pembusukan. Proses tersebut membutuhkan banyak oksigen dalam air
sehingga menyebabkan kematian banyak ikan. Pembusukan juga menyebabkan bau busuk yang merusak
pariwisata. Penyuburan
perairan yang berlebihan disebut eutrofikasi.
Berdasarkan pada uraian
contoh tersebut, untuk dapat mengelola badan-badan air (danau, waduk, sungai, dan lainnya) dengan
baik, harus mempertimbangkan daerah aliran sungainya.
Tanpa pengelolaan daerah
aliran sungai, akan sia-sia usaha dalam mengelola badan air Aktivitas manusia banyak mempengaruhi ekosistem DAS
dan pada saat ini mempunyai
dampak negatif terhadap ekosistem DAS. Contoh sebuah bendungan yang dibangun dengan tujuan
utama untuk mengendalikan banjir dan dipergunakan pula untuk membangkitkan
tenaga listrik, mengatur pengairan, pengembangan perikanan, dan pariwisata.
Air sungai yang dibendung
tergantung dalam waduk. Ke dalam waduk ini mengalir bersama air sungai
bermacam zat pupuk yang tercuci dari sawah dan kebun sayur, pestisida, limbah
pabrik, kotoran kota dan desa, dan lumpur. Masukan materi-materi tersebut menyebabkan pengayaan
ekosistem dan materi-materi tersebut diperlukan untuk proses metabolism.
Gambar
Ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS)
Gambaran Ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) |
Homeostatis
Ekosistem
Setiap
ekosistem mampu menjaga dan mengendalikan dirinya sendiri dari gangguan yang
berasal dari luar, termasuk komponen-komponen biotik maupun abiotik yang ada di
dalamnya.
Ekosistem mempunyai
kemampuan untuk menangkal berbagai perubahan ataupun gangguan yang dialaminya
sehingga terjagalah keseimbangan yang ada di dalamnya. Keseimbangan ekosistem
disebut homeostasis ekosistem. Mekanisme homeostasis ini sangat rumit dan menyangkut
banyak faktor serta mekanisme, termasuk di
dalamnya adalah mekanisme penyimpanan bahan/materi, pelepasan unsur
hara, pertumbuhan populasi, produksi, dan penguraian/dekomposisi.Meskipun ekosistem mempunyai kemampuan untuk menangkal
setiap gangguan dari luar untuk menjaga keseimbangannya, tetapi kemampuan
tersebut ada batasnya.
Manusia
yang sebetulnya merupakan salah satu unsur dalam ekosistem, justru seringkali
merupakan pengganggu yang terbesar terhadap kelangsungan hidup ekosistem itu
sendiri.
Hal ini terjadi ketika
manusia memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan mereka.
Sebagai contoh akan
diberikan gambaran mengenai perilaku manusia terhadap alam sebagai berikut:
- Kasus penebangan pohon di hutan oleh manusia seringkali
melampaui kemampuan hutan tersebut untuk pulih kembali. Akibatnya hutan
menjadi rusak, tidak dapat pulih kembali, dan akan menjadi ekosistem yang
lain atau bahkan menjadi gundul sehingga terjadi erosi yang berat, banjir
di musim hujan, kekeringan di musim kemarau, hilangnya keanekaragaman
hayati, dan lain-lain. Bila hal ini terjadi secara terus-menerus, akan
berdampak negatif yang serius dan dikhawatirkan akan menjadi padang pasir
- Pembuangan limbah dan penggunaan zat-zat kimia Akhir-akhir ini
sudah nampak kasus yang serius bahwa banyak sungai dan laut yang airnya
sudah sangat kotor, kehidupan di dalamnya sudah berubah secara drastis,
banyak jenis yang langka dan sudah punah, dan lainlain. Perairan yang
tadinya banyak dijumpai berbagai kehidupan juga sudah banyak berubah
menjadi hitam, bau, penuh dengan sampah, dan lain-lain. Sungai yang semula
bersih menjadi tercemar karena di sepanjang aliran sungai tersebut
terdapat banyak pabrik, permukiman, pertanian, dan kegiatan lain yang
menghasilkan limbah dan sebagian besar membuang limbah cairnya ke dalam
sungai tersebut. Prinsip homeostatis tentu sudah sulit dicapai, karena
daya tahan ekosistem perairan juga terbatas. Oleh karena itu perlu
dipahami kaidah-kaidah ekosistem dan hal-hal penting yang akan digunakan
sebagai dasar pengelolaan suatu ekosistem
Kerusakan lingkungan
merupakan salah satu bentuk gangguan terhadap ekosistem yang sudah melebihi
batas kemampuan ekosistem itu sendiri. Berbagai bencana lingkungan sudah terjadi di mana-mana.
Berbagai macam industri,
mulai dari industri rumah tangga sampai industri besar telah tumbuh
dengan pesat baik kuantitas
maupun macamnya. Hal ini jelas dapat menimbulkan dampak buruk terhadap
lingkungan, misalnya pencemaran air, udara, dan tanah.
Penggunaan berbagai bahan
beracun seperti insektisida, herbisida, fungisida, dan pupuk buatan menimbulkan
pencemaran air dan tanah yang berdampak negatif terhadap organisme dan makhluk
hidup di sekitarnya. Sarana transportasi yang kian meningkat berupa
kendaraan bermotor juga menambah kadar pencemaran udara yang menyebabkan
kerusakan ekosistem di atmosfer. Aktivitas manusia yang tidak arif terhadap lingkungan
sudah terjadi di hampir semua bagian bumi, sebagai dampaknya akan berbalik pada
semua makhluk hidup di permukaan bumi dan mengancam kehidupan dan kesejahteraan
makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia
Ekologi
dan Ekosistem
Peta Konsep Ekosistem dan Ekologi |
Siklus
Air
Gambaran Siklus Air |
Siklus
Karbon
Gambaran Siklus Karbon |
Siklus
Nitrogen
Gambaran Siklus Nitrogen |
Siklus
Posfor
Gambaran Siklus Posfor |
Siklus
Sulfur
Gambaran Siklus Silfur |
Siklus
Energi
Gambaran Siklus Energi pada Daur Ekosistem |
KABAR BAIK
ReplyDeleteSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Zara, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzaninvestment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 400 juta rupiah (Rp400.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Zaradam@yahoo.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Makasih banyak ya Jasa Pembuatan Website Toko Online serta layanan Jasa Pembuatan Website Penjualan Online dan
ReplyDeleteJasa Pembuatan Online Shop
Grosir Jilbab Murah - Jilbab Segi Empat Terbaru dan Jilbab Instan Terbaru serta Jasa Pembuatan Website Murah serta Buat Toko Online Murah juga Jilbab Pasmina Terbaru