"Resep sukses adalah belajar disaat orang lain tidur, bekerja disaat orang lain bermalasan, mempersiapkan disaat orang lain bermain, dan bermimpi disaat orang lain berharap." – William A Ward –

Thursday, 26 March 2015

Proses Pembuatan BBG ( Bahan Bakar Gas )


       Bahan Bakar Gas  atau Compressed Natural Gas ( CNG ) adalah gas alam yang dimampatkan kedalam tabung baja hingga mencapai tekanan 200 bar  digunakan  untuk keperluan  transportasi.

Proses Pembuatan BBG :
Gas alam yang melewati beberapa proses purifikasi untuk mengurangi/menurunkan komponen yang tidak dikehendaki sehingga memenuhi spesifikasi
Komposisi BBG terdiri atas :
–    Senyawa hidrokarbon
Methane, ethana, propana, butana, isobutana, pentana,  isopentana dan heksana( C6H14 + )
–    Senyawa non hidrokarbon
    Sebagai impuritis seperti : carbon dioxide, Nitrogen, hidrogen sulfida, uap air dan logam-logam ( Helium dan Mercuri ). 
    Komposisi ini bervariasi dari satu sumur ke sumur yang lain.
Spesifikasi BBG
–    Kandungan hidrokarbon
–    Kandungan nitrogen
–    Kandungan karbondioksida
–    Kandungan uap air
–    Kandungan asam sulfide
–    Kandungan energi
–    Spesifik gravity
Kandungan hidrokarbon, ASTM D 1945
      Metana dan etana merupakan komponen utama BBG, dalam ruang bakar akan terjadi pembakaran, yaitu reaksi antara hidrokarbon dengan oksigen yang disertai pembebasan kalor.
    CH4  +  2 O2   →  CO2  +   2 H2O
Hidrokarbon rantai panjang serta oksigen yang tidak cukup akan menjadikan pembakaran tidak sempurna.
    2 CH3CH2CH3  +  7 O2  →  6 CO  +  8 H20
       CH3CH2CH3  +  2 O2  →  3 C    +  4 H20
    Pembakaran tidak sempurna →  suara ketukan pada mesin kendaraan.
    BBG memiliki batasan :
    C1 + C2  min  62 % vol.
Kandungan Nitrogen, ASTM D 1945
     Kandungan nitrogen akan mempengaruhi kandungan energi dalam gas, range flamabilitas gas dan kompresibilitas gas.
    Semakin tinggi kandungan Nitrogen
    →  mengurangi kecepatan pembakaran
    BBG memiliki batasan : max. 2 % vol.
Kandungan karbondioksida, ASTM D 1945
          Karbondioksida bila bereaksi dengan air akan menimbulkan korosi, memperlambat laju pembakaran, meningkatkan laju konsumsi bahan bakar atau menurunkan kandungan energi bahan bakar gas →    kendaraan menjadi boros / tidak efisien.
    CO2  +  H2O   →  H2CO3
    Fe  +  H2CO3  →  Fe 2-  +  2 HCO3  +  H2
    BBG memiliki batasan : max. 5 % vol.
Kandungan uap air
Uap air dalam gas akan terkondensasi, hal ini mengakibatkan :
    Kondensasi uap air + CO2  →  korosi
    Kondensasi uap air + CH4  →  sumbatan pada system bahan bakar.
Uap air juga mempengaruhi nilai panas (kandungan energi) BBG.
    BBG memiliki batasan : max. 0,035 % vol
Kandungan asam sulfide, ASTM D 2385
Kandungan asam sulfide dalam gas mengakibatkan :
    Produk hasil pembakaran dari asam sulfide →  SO2 dan SO3
    Asam sulfide + air → korosi pada peralatan
    BBG memiliki batasan : max. 14 ppm vol
Kandungan energi, ASTM D 3588
       Atau nilai kalor, merupakan jumlah energi yang masuk mesin kendaraan. Makin tinggi kandungan energi dalam bahan bakar gas → baik unjuk kerja mesin.
    Rumus perhitungan Nilai kalor :
    H  =  x1 H1  +  x2 H2  +  x3 H3  +                                .......................  +  xn Hn 
Dimana :
    x1 , ........................ xn  =  mol fraksi komponen
    H1 , ................ Hn = Nilai kalor masing-masing komponen pada 60 °F , 14,7  psia
    tabel “ Physical Constant “
    BBG memiliki batasan : min. 44000 kJ/kg
Spesifik gravity, ASTM D 3588       Perbandingan densitas gas dengan densitas udara pada temperatur dan tekanan tertentu.
    Spesifik gravity ditentukan karena berhubungan dengan kemudahan gas menguap.
Rumus perhitungan Spesific gravity :   
    G  = x1G1 + x2G2  +  x 3 G 3  + 
                               ..................+  x n G n
    Dimana :
    x 1 ,.................x n  = mol fraksi kompone
    G 1 ,...............G n = Spesific gravity 60/60 °F masing-masing komponen dari tabel
 “Physical Constant “.

No comments:

Post a Comment

Baca Juga Artikel Ini close button minimize button maximize button